Selasa, 17 Juli 2012

PEDAGANG KOPI DI JOBEN



Aku tutur kembali. Cerita yang jatuh dari matamu. Kerudung yang mendung melepas gerimis. Hatimu yang redup kian teriris. Dara belia kelas tiga SMA. Di ujung Joben aku memahamimu. Tentang mimpimu di bangku kuliah. Tentang citamu yang mungkin sederhana. Tentang mukamu yang pilu melihat nyata.

Kau terlalu muda untuk dewasa. Sembari kau mengaduk dua gelas kopi dengan air mata. Nenek tua disampingmu terlalu cepat membatas khayalmu. Tentang penghasilan pas-pasan. Tentang bapak yang pulang mencari surga. Tentang Ibu yang menghitung butiran rindu di Kalimantan. Matamu diam-diam menyimpan air.

Sebuah mimpi kecil sederhana. Namun nyata, selalu berbeda dari asa. Nenek tua disampingmu hanya tertegun dengan mata yang sama denganmu. Berair.

Joben, 06 Mei 2012

0 komentar:

Posting Komentar

 
;