Mak, pagi tadi aku lupa sembahyang
Karena selimut lebih sejuk ketimbang wudhu’
Karena kasur terlampau empuk dari sajadah lusuh
Mak, apakah kau berdoa pagi tadi untukku
Atau mungkin mengutukku yang tak patuh atas pintamu
Yang tak pernah sujud dan jua mendo’akanmu
Air mata bening membendung tatapnya yang mendung
‘Nak, kau terlampau dewasa, hidup adalah pilihan nyata,
Rintik air mulai jatuh pada pipinya yang runtuh,
‘Nak, sembahyang adalah mensyukuri. Atas nafas dan hidup
yang diberi.
Sembahyang adalah pelindung baja. Bagi jiwa-jiwa kuat
bersahaja’.
Ringkik lemah tangannya kembali merapikan mukenah,
‘Nak, ada surga dan neraka, kau tinggal berjalan memilih
yang mana’.
2012
0 komentar:
Posting Komentar