Kepada Si Fatih
Ke Kuncup Bunga
kah kita sore ini
Sembari menyulam dingin pada jemari
yang tak menyentuhnya ratusan hari
Angin -angan lama- yang belum hilang
dari bundaran mata dan detik kata
yang jauh menyimpan segenap rindu
dan luka ganjil pada kabut yang gigil
atau kita tunggu –tak jua kering- daun-daun
yang menyisa jejaknya pada bilangan embun
abjad-abjad namanya baru seperempat
kau hapus dalam berbagai sibuk yang padat
bahkan harum –angin gerimis- yang lewat
dari kibasan rambut hitam lebat
mungkin, ketika sampai di Kuncup Bunga
ada wanita –pesona lama nan manja- menyungging tawa
senyum tipis antara bibir yang manis
akan melambai –serupa badai- tangan mungilnya
‘Silahkan masuk, jangan ragu, cinta itu masih bulat
Seperti pertama kau membisik dekat tai lalat, “
Bahkan kemungkinan terganjil pula
Wanita –dengan pesona sama itu- mengunci gerbang
Membiarkan hati menangis dan jiwa tumbang
Juni 2012
Kuncup Bunga : Nama
Sebuah Klinik di Selong
0 komentar:
Posting Komentar