Kau datang lagi dengan sorot mata yang sama
seperti
membawa anakmu yang telah ditinggal bapaknya
memohon padaku menikahimu dan menjadikanmu
perempuan kedua, karena aku telah hidup
dengan seorang istri dan anakku
Yang menurutku begitu cantik dengan mata berbinar
betapa seutas hati sedikit tak bergetar
dan darah disekujur tubuhku sedikit tak mencair
betapa kau terlupa, atas apa yang kau ucap
bagaimana kau pergi membiarkanku sendiri
menangis dalam malam sepanjang enam kilometer
atas permintaanmu membelikan sebuah kulkas
dan rice cooker yang waktu itu aku belum mampu
kembalilah, disini sudah bukan rumahmu
betapa langkahmu kian goyah dan lunglai
dan aku sedikit tak bermaksud menegakkannya
apalagi berniat merangkulmu kembali
aku terlalu bahagia dengan hidupku kini
0 komentar:
Posting Komentar