Senja telah menukar ingatannya
tentang perempuan satu tahun lalu
perempuan hujan dengan mata yang tajam
yang sehari-harinya mengukir awan
dan menggenggam langit dalam tiap langkahnya
yang senantiasa bercerita tentang cintanya
dan sesekali menangis lirih di ujung malam
namun kali ini lelaki itu terdiam seperti bermain dalam lamunan
seakan lupa menghisap rokok yang masih menyala ditangannya
dan rambut itu tampaknya sudah tiga minggu tak disisir
sejak perempuan itu pergi bersama angin dibalik jendela kamarnya
jendela yang lusuh, dan sudah bertahun lamanya tidak dicat
jendela yang biasanya mengintip dan menebar senyum perempuan itu
yang terkadang membawa aroma mawar yang layu
mawar yang dibeli disebuah toko depan pasar lama
dan lelaki itu adalah malam
malam yang dingin, malam yang gelap
malam yang senantiasa mengubur mimpi-mimpi
dan malam yang bisa membuat mati dan tak bersisa
Agustus 2011
0 komentar:
Posting Komentar