Selasa, 20 September 2011

Kemarau di Bulan Syawal


Kali ini kemarau begitu lekat dimatamu
tak berair mata ataupun bermata air
hambar, sungguh tak berasa
empat puluh lima menit kau terdiam
beku, seperti bayi berumur satu hari
yang sesekali merengek dan manja
kepadanya yang duduk tiga puluh senti di depanmu

sebuah adegan harus kutonton berulang
dari jarak kurang lebih dua meter
sunyi, hanya ditemani segelas teh hangat
yang tak mampu mencairkan kebekuan ini
yang dibuat dengan tersenyum oleh sang Ibu

Aku adalah petaka musim kemarau
dimana sang petani kerap menangis
dan terkadang juga menyesali dan harus
mau tak mau mencari mata air lain
yang lebih berair dan jelas muara tujuannya


Solong, 4 September 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
;