Senin, 11 Juli 2011
Lelaki Pengantar Bunga
Kerap kali perasaanya berat dan letih
Lelaki itu kali ini seperti biasa tersenyum
setelah beberapa energi pulih dan pagi
sudah mulai membuka janji dan kesetiannya
yang sudah empat bulan terakhir menjadi rutinitasnya
mengantar bunga dan menaruhnya tepat waktu
walau dingin masih menggantung dan ngantuk
masih mendera dan menyayat hatinya pasti
ia selalu melangkahkan kakinya dan tak lupa
menyiapkan bekal dan hati untuk memulainya
perjalanan berpuluh kilometer akan ia tempuh
dengan sisa-sisa senyum dan semangkok bakso
entah dia merasa bodoh atau mungkin merasa hebat
kali ini ia terduduk menikmati angin dan menunggu
membiarkan nafasnya mengeluh dan menariknya pelan
tanpa lupa memegang sebuah kunci, dan handphone ditangan
dan tatkala senja datang, dan sebuah pesan masuk
ia bergegas bangun dari tidur dan mimpi-mimpinya
merapikan baju dan berangkat mengakhiri pekerjaanya
jam sudah pada waktunya dan dia mesti mengantar balik
walau perjalanan bersisakan kabut dan gerimis
ia sedikitpun tak kelihatan letih dan meringis
bahkan tidak sesekali menyesali takdirnya
sebagai pengantar bunga demi hatinya
Pemandangan di Balik Kaca
Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar