Senin, 11 Juli 2011
Aku Yang Kau Panggil Perempuan (2)
masih terdengar suara adzan siang ini
sementara perempuan itu masih membawa bakul
keringatnya jatuh menetes menyentuh bumi
dan anak dalam gendongannya menangis tiada henti
digenggamnya sebuah mimpi dan membuangnya jauh
diganti dengan jerit dan tangis memilukan hati
perempuan itu hanya termenung dengan mata kosong
sesekali mengerdipkan matanya terkena debu
anakku kau masih saja menangis, sedangkan Ibu hanya meringis
Hari ini makanan telah dititip Tuhan, walau hanya pas-pasan
sambil tangannya memegang air wudhu dan mengusap dimukanya
dan ketika mentari tepat di atas kepala
ia sempatkan menengadah dan berdo'a
berharap Tuhan masih menuntunnya mesra
dan setia menjaga dan memegang anak-anaknya
Juni 2011, Panas-panas tanpa hujan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar