Senin, 07 November 2011

Kutatap Luka di Matamu


Alunan lagu itu mulai terdengar. Sebuah lagu lama. Dengan penyanyi yang nyentrik dan badannya kurus tak berisi. Lagu itu sering kau nyanyikan. Ketika kekasihmu hilang dalam senja. Matamu terlalu berair, sering aku berkata demikian. Keringkan dan lantas kau akan berkata, aku kan perempuan, jadi pantas menangis. Sesaat kau akan tersenyum walau rintik-rintiknya masih menetes dipipi. Aku suka memandang luka dimatamu. Berair, memang. Karena kau tak mampu mengeringkannya setiap tahun. dan aku akan selalu menatapnya hingga senyum itu kau tuang dalam segelas air. Akan kuminum, kuhabiskan segera. Tak bersisa.


Nopember 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
;